RAIS
Eloknya sore kala itu tak ubahnya hanyalah
sebuah pemandangan terhadap sekumpulan anak kecil yang saling berebut layang-layang
putus. Sawah yang luas sehabis masa panen merupakan tempat bermain yang tiada
tertara bagi sekumpulan anak layang-layang itu. Sekumpulan burung pipit memilih
bertengger di ranting-ranting pohon randu yang menjulang tinggi bak raksasa di
tepi jalan. Merasa tempatnya mengais rejeki kini telah dijamah tanpa ampun oleh
sekumpulan preman sawah.
Tak hanya burung pipit yang merasa putus asa,
rerumputan pun terlihat sangat lesu. Gairah untuk hidup telah dirampas oleh
pijakan kaki-kaki kecil lincah para preman sawah pemburu layang-layang putus.
Tak ada kesempatan sedikitpun bagi rerumputan untuk menunjukkan aura hijau
tubuhnya yang dapat menarik nafsu segerombolan kelinci milik Pak Dalhari yang
berada di pinggir sawah.
Namun pandanganku tiba-tiba dialihkan oleh
sesosok anak kecil ditepi jalan sana. Tepatnya di depan rumah pak Dalhari. Bukan,
dia bukanlah anak laki-lakinya pak Dal. Dia juga nampaknya bukan anggota
kelompok dari preman sawah yang senang membuat burung pipit putus asa dan
rerumputan mati rasa.
Ditemaninya sebuah sepeda kayuh kecil berwarna
biru kecokelatan yang luntur karena karat. Bukan sepedanya yang membuatku terpana dan memuntahkan pandanganku padanya.
Akan tetapi dia sangat berbeda dengan anggota preman sawah. Saat anak yang lain
memakai kaos dan celana pendek dia malah memakai sarung yang lengkap dengan
peci kecil hasil rajutan. Mungkin ibunya yang pandai membuat hasil tangan dari rajutan
benang. Ditangannya juga memegang sesuatu yang berbeda. Sebuah buku saku kecil
yang digunakannya tiap hari mengahfal nadzoman pelajaran diniyah tak lepas dari
tangannya. Sementara para preman sawah asyik memegang bekas kaleng susu yang
dipakainya menabung benang-benang putus hasil dari buruannya di tiap sore.
Perlahan ku mulai dekati anak itu. Namun tak ada
keinginan bagiku untuk menyodorinya pertanyaan satupun. Aku lebih memilih menyapanya
melalui pandanganku yang tak kan pernah ia mengerti maksud tabiatku. Tubuhya
kecil. Pandangannya selalu fokus pada buku saku bawaannya. Sarung yang ia
kenakan berkibar terbuai angin yang menerpanya, bagaikan bendera merah putih
yang baru dikibarkan dalam acara tujuh belasan di istana merdeka. Rambutnya
sedikit menjulur ke dahinya. Peci kecilnya tak mampu menjangkau dan memeluk
sedikit rambutnya yang terjuntai keluar. Wajah polos dan lugu tersirat di raut
mukanya yang sulit ku diskripsikan. Rais. Begitulah namanya yang kudengar saat
dia dipanggil pak Dal yang sedang duduk santai di teras rumahnya.
izin comot sebagai inspirasi ya kak
BalasHapushttp://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-4-aturan-dasar-menentukan.html
BalasHapusTaipanbiru
TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : E314EED5
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong
Eh penulisnya org Banyuwangi :)
BalasHapus