SELAMA-Bulan Berkunjung Jember (BBJ) memang memiliki daya tarik
para wisatawan yang luar biasa. Ya, sebut saja yang paling fenomenal adalah Jember
Fashion Carnafal (JFC) yang mampu menarik hingga ribuan penonton baik dari kota
Jember sendiri maupu dari luar kota Jember. Bahkan juga ada wisatawan
mancanegara yang rela mendatangi kota Jember untuk melihat kemeriahan sebuah
pertunjukan yang dihelat satu tahunan tersebut.
Namun
sungguh sangat ironis pertunjukan yang digelar ditengah-tengah kota Jember itu
tidak semuanya bisa dinikmati oleh warganya, karena mahalnya tiket yang
mencapai seratus ribu rupiah. Mungkin harga tersebut tidak terlalu mahal buat
para orang-orang berdarah biru, namun harga tersebut merupakan harga yang
sangat jauh untuk bisa dijangkau oleh kebanyakan warga Jember sendiri untuk
ukuran sebuah pertunjukan. Akibatnya warga hanya bisa melihat pergelaran JFC
secara berdesak-desakan disepanjang jalan yang mencapai 4 kilometer.
Bahkan
dampaknya juga berimbas pada warga yang tidak menghadiri acara tersebut. Sebut
saja kemacetan disepanjang jalan utama kota Jember.
Hal ini sangat berakibat pada kelancaran transportasi yang mampu menghambat perekonomian masyarakat. Bagaimana tidak, semua kendaraan yang seharusnya melaju ketempat tujuan harus rela mengantri bahkan berhenti sampai acara JFC bubar. Pasalnya selama JFC berlangsung kendaraan banyak yang tidak bisa ke luar dari lingkaran kemacatan yang sungguh sangat luar biasa. Akibatnya banyak masyarakat yang mengeluhkan acara tersebut. Memang seharusnya pemerintah daerah kabupaten jember harus memikirkan alternatif lain terkait teknis pelaksanaan JFC agar tidak ada yang merasa dirugian dari adanya kegiatan tersebut. Baik itu bagi warga jember sendiri maupun warga luar jember yang memiliki kepentingan yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.[]
Hal ini sangat berakibat pada kelancaran transportasi yang mampu menghambat perekonomian masyarakat. Bagaimana tidak, semua kendaraan yang seharusnya melaju ketempat tujuan harus rela mengantri bahkan berhenti sampai acara JFC bubar. Pasalnya selama JFC berlangsung kendaraan banyak yang tidak bisa ke luar dari lingkaran kemacatan yang sungguh sangat luar biasa. Akibatnya banyak masyarakat yang mengeluhkan acara tersebut. Memang seharusnya pemerintah daerah kabupaten jember harus memikirkan alternatif lain terkait teknis pelaksanaan JFC agar tidak ada yang merasa dirugian dari adanya kegiatan tersebut. Baik itu bagi warga jember sendiri maupun warga luar jember yang memiliki kepentingan yang juga tidak bisa dipandang sebelah mata.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar