Rabu, 08 Mei 2013

Contoh Proposal PKMM Didanai



A.  JUDUL
       Sosis Kulit Singkong sebagai Solusi Permasalahan Lapangan Kerja di Desa Tegalsari Kabupaten Banyuwangi.

B.  LATAR BELAKANG MASALAH
       Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten yang terletak di bagian paling timur provinsi Jawa Timur. Sebelah utara dan sebelah barat adalah pegunungan sedangkan di sebelah timur dan selatan adalah pantai. Dalam kondisi seperti ini Banyuwangi mempunyai kondisi tanah yang subur.
       Desa Tegalsari merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah kabupaten Banyuwangi selatan. Dengan kondisi tanah yang subur membuat penduduk
Tegalsari sebagian besar bekerja sebagai petani. Komoditas utama yang dihasilkan berupa padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, serta buah-buahan. Selain itu singkong juga merupakan komoditi desa Tegalsari. Produk olahan makanan yang dihasilkan dari singkong pun sangat bervariasi. Diantaranya yaitu tape singkong, keripik singkong, serta produk makanan dari singkong lainnya. Namun yang menjadi identitas utama desa Tegalsari dari olahan singkong adalah Kerupuk Keromoleo.
Kerupuk ini dibuat dari bahan dasar daging singkong. Namun dalam industri rumah tangga ini menyisakan limbah produksi, yaitu berupa kulit singkong yang tidak terpakai.
       Melihat banyaknya kulit singkong yang dibuang begitu saja dan hanya menjadi limbah, kami mencoba memanfaatkannya dengan menjadikannya sebagiai bahan  pembuatan sosis. Sosis adalah makanan yang umumnya terbuat dari daging  (daging sapi, ayam, domba, atau ikan) yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam pembungkus/casing  yang berbentuk bulat panjang yang berupa usus hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa dimasak maupun diasapkan. Di banyak negara, sosis dikembangkan  dengan ciri khasnya masing-masing, dengan menggunakan bumbu lokal dan dimasak sebagai masakan tradisional. Berbagai ragam sosis telah diproduksi dan pada umumnya dikenal dengan nama asal kota ataupun daerah yang memproduksinya, seperti Berliner (Berlin), Braunschweiger (Brunswick), Genoa Salami (Genoa), Getoburg (Gethenburg), Frankfurter (Frankfurt), Bologna (Bologna) dan lain-lain. (Purnomo, 1992)
       Saat ini dengan kemajuan teknologi sosis telah dibuat secara modern dengan berbagai jenis dan ukuran. Selain itu bahan-bahan dasarnya pun semakin bervariasi seperti daging ayam, daging sapi, daging domba, serta ikan lele maupun jenis ikan lainnya. Kulit singkong merupakan salah satu bahan yang bisa dijadikan sebagai bahan pembuatan sosis. Dengan memanfaatkan kulit singkong sebagai bahan campuran pembuatan sosis maka akan dapat menambah daya guna kulit singkong itu sendiri. Di sisi lain sosis mempunya peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Dari sini bisa diambil manfaat ganda. Selain masyarakat terbebas dari limbah kulit singkong yang semakin menumpuk, masyarakat juga akan terbantu dengan adanya bisnis baru yang menguntungkan. Sehingga masyarakat mempunyai lapangan kerja baru serta dapat meningkatnya kesejahteraannya.

C.  PERUMUSAN MASALAH
       Adapaun perumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut :
1.      Melimpahnya  kulit singkong sebagai limbah industri rumah tangga hasil olahan singkong yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan sosis.
2.      Desa Tegalsari merupakan salah satu desa penghasil singkong dan mempunyai industri rumah tangga olahan singkong.
3.      Sosis mempunyai peluang bisnis yang menjanjikan di masa mendatang dan bisa dikembangkan.

D.  TUJUAN
       Adapun tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengenalkan dan memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan kulit singkong kepada masyarakat desa Tegalsari.
2.      Masyarakat dapat memanfaatkan kulit singkong yang selama ini tidak terpakai sebagai bahan pembuatan sosis.
3.      Menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan perekonomian masyarakat desa Tegalsari.

E.  LUARAN YANG DIHARAPKAN
       Adapun luaran yang diharapkan dari kegiatan PKM ini adalah sebagai berikut:
1.      Masyarakat mampu memanfaatkan kulit singkong sebagai bahan pembuatan sosis.
2.      Masyarakat dapat melakukan kerja sama dalam pengelolaan dan distribusi sosis sebagai hasil kreativitas masyarakat setempat.
3.      Masyarakat desa Tegalsari memiliki lapangan kerja baru serta dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraannya.

F.   KEGUNAAN
       Melalui program PKM Pengabdian Masyarakat ini, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan kulit singkong yang tidak terpakai menjadi lebih berdaya guna dan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi melalui kerja sama dengan mahasiswa pelaksana program PKMM ini.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
       Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor desa Tegalsari kecamatan Tegalsari kabupaten Banyuwang  tahun 2012, penduduk desa Tegalsari pada tahun 2012 berjumlah 12.579 jiwa. Dengan komposisi 6.342 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 6.237 berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan kelompok umur jumlah penduduk desa Tegalsari dikelompokkan  sebagai berikut :
0   – 11
bulan
248
jiwa
1      5
Tahun
893
jiwa
6      7
Tahun
600
jiwa
8   – 18
Tahun
1.940
jiwa
19 – 56
Tahun
7.008
jiwa
57 >
tahun
1.890
jiwa
Jumlah
=
12.579
jiwa
Dari data di atas, jumlah penduduk yang belum atau tidak tamat SD sebanyak 3.645 jiwa, yang tamat SD sebanyak 3.618 jiwa, yang tamat SMP adalah sebanyak 3.183 jiwa, yang tamat SMA sebanyak 1.597 jiwa, tamat SMK sebanyak 224 jiwa, yang tamat D3 sebanyak 88 jiwa, tamat S1 sebanyak 208 jiwa, dan yang tamat S2 sebanyak 16 jiwa.
       Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian sebanyak 3.801 orang yang terbagi atas buruh tani sebanyak 1.979 orang dan petani pemilik sawah sebanyak 1.822 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa Tegalsari mengandalkan sektor pertanian. Yang bekerja pada sektor jasa sebanyak 134 orang. Yang bekerja pada sektor perdagangan adalah sebanyak 240 orang, dan pada sektor industri  sebanyak 154 orang.

H.  METODE PELAKSANAAN
1.      Lingkup dan Rencana Kegiatan
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan kulit singkong yang tidak terpakai dalam produksi kerupuk merupakan suatu program kreatif untuk menciptakan lapangan kerja baru. Kulit singkong yang tidak berdaya guna itu dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sosis. Sosis mempunyai peluang yang besar di masa mendatang. Dengan adanya program ini masyarakat desa Tegalsari diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan perekonomian masyarakat. Kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, monitoring, dan evaluasi. Rencana kegiatan tersebut adalah survei dan pengumpulan data sekunder, sosialisasi dan pengenalan program kreatif kepada masyarakat, pelatihan proses pembuatan sosis dengan bahan kulit singkong, praktik langsung pembuatan sosis oleh masyarakat, monitoring hasil pembuatan sosis, dan evaluasi. Program ini diharapkan mampu membuka pikiran masyarakat desa Tegalsari untuk menghasilkan produk yang lebih bernilai guna dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga menguntungkan bagi masyarakat dalam prospek kedepannya. Sehingga permasalahan kesejahteraan dan lapangan kerja bagi masyarakat desa Tegalsari dapat berkurang.
2.      Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan bisa melalui strategi sebagai berikut :
a.       Melaksanakan metode sosialisasi yang tepat dan menarik sehingga masyarakat tertarik untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
b.      Menyediakan fasilitas penunjang.
c.       Mempersiapkan kegiatan pelatihan, praktik langsung, serta monitoring hasil kegiatan masyarakat.
d.      Evaluasi disetiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
e.       Menyelenggarakan produk secara nyata dalam proses pembuatan sosis dengan bahan kulit singkong.
3.      Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan program bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Survei
Survei dilaksanakan dengan pengamatan serta wawancara langsung kepada masyarakat desa Tegalsari.
b.      Pengumpulan data sekunder
Data sekunder bisa didapat melalui informasi dari data-data yang tersedia di desa Tegalsari.
4.      Implementasi Program
Implementasi program dilaksanakan sesuai dengan rencana program yang telah dirancang sebelumnya. Tahapan-tahapan pelaksanaan program adalah sebagai berikut :
a.       Sosialisasi dan pengenalan program serta penyampaian materi
Tim mahasiswa yang melaksanakan program mengenalkan program dengan memberikan gambaran umum tentang program, memberikan materi tentang pembuatan sosis dengan bahan kulit singkong, memperjelas materi dengan memberi gambaran tehnik pengemasan yang menarik. Penyampaian materi dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga masyarakat mampu memahami dengan baik.
b.      Melaksanakan aplikasi di lapangan dari hasil sosialisasi dan pengenalan
Masyarakat yang telah diberi pengenalan selanjutnya akan mempraktikkan langsung dalam proses pembuatan sosis dengan bahan kulit singkong menggunakan peralatan dan bahan serta bumbu-bumbu yang telah disediakan.
c.       Melaksanakan implementasi hasil aplikasi di lapangan dan sosialisasi
Masyarakat desa Tegalsari melaksanakan proses pembuatan sosis dengan bahan kulit singkong.
d.      Monitoring pelaksanaan program
Pelaksanaan monitoring dilakukan dengan cara melakukan pengawasan dan pengecekan setelah mengetahui keberhasilan yang dilaksanakan selama empat minggu.
e.       Evaluasi
Evaluasi secara umum dan berkala dilaksanakan empat minggu sekali dengan tujuan program yang telah dan yang akan dilaksanakan bisa terpantau secara baik. Selain itu juga melaksanakan evaluasi dari hasil kerja masyarakat yang telah mampu mempraktikkan langsung setelah mengetahui tingkat keberhasilannya.
5.      Analisis Output
Output diukur berdasarkan parameter terget yang telah disusun baik. Output ini merupakan output berjangka pendek selama pelaksanaan program, yaitu selama dua bulan. Output yang diharapkan agar warga desa Tegalsari mampu memanfaatkan kulit singkong sebagai bahan dasar pembuatan sosis agar perekonomian masyarakat meningkat dan mampu menambah lapangan kerja baru.
6.      Keberlanjutan Program
Untuk menjamin keberlanjutan program ini akan diadakan pelatihan kepada desa lain disekitatar yang juga merupakan desa penghasil singkong sehingga kegiatan ini bisa bertambah dan berkembang.

I.     JADWAL KEGIATAN
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Program
No
Kegiatan
Bulan Ke-I
Bulan Ke-II
Bulan Ke-III
Bulan Ke-IV
Bulan Ke-V
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Pelaksanaan kegiatan bersifat administratif





















2.
Pembuatan modul pelatihan






















3.
Pemberian materi dan pelatihan dasar





















4.
Praktik pembuatan sosis oleh peserta pelatihan




















5.
Pembuatan hasil dari pelatihan






















6.
Penyusunan laporan






















7.
Evaluasi hasil



























J.    RANCANGAN BIAYA
       Adapun perincian biaya dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
No.
Peruntukan
Keterangan
Total (Rp)
1.
Kesekretariatan
Pembuatan an pengadaan proposal
5 rangkap @ Rp 10.000,00
50.000,00
Pembuatan laporan kegiatan

150.000,00
Materai
2 buah
14.000,00
Dokumentasi kegiatan

75.000,00
2.
Bahan Habis Pakai
Bahan pembuatan sosis
4 kali masak @ Rp 75.500,00
302.000,00
Bumbu pembuatan sosis
4 kali masak @ Rp 130.150,00
520.600,00
Block note
30 orang
150.000,00
Bolpoin
30 orang
  90.000,00
Sertifikat dan vandel
2 pemateri
  60.000,00
ID Card
5 pelaksan
  25.000,00
Map
5 buah
    5.000,00
3.
Peralatan Pendukung PKM
Sewa gedung

500.000,00
Pengadaan panduan materi
30 orang
  300.000,00
Fee pemateri
2 pemateri
400.000,00
Konsumsi peserta pelatihan
30 orang
300.000,00
Konsumsi pemateri
2 pemateri
  40.000,00
Konsumsi tim pelaksana selama kegiatan
5 pelaksana
1.750.000,00
Peralatan pendukung pelaksanaan

940.000,00
Pengadaan mesin giling

   300.000,00
Pengadaan mesin filler

2.127.500,00
Biaya perawatan mesin

500.000,00
4.
Perjalanan
Transport pemateri

100.000,00
Transport tim pelaksana
Selama kegiatan
1.250.000,00
Transport peserta

300.000,00
Biaya angkut pembelian mesin

100.000,00
Biaya angkut pembelian peralatan

100.000,00
TOTAL BIAYA
10.449.100,00

5 komentar: